Minggu, 31 Agustus 2014

Hidup Saya Random Banget

Karena hidup saya terlalu random alias gak flat gitu aja kayaknya perlu ditulis dimari kan ya soalnya kalo di blog sebelah nanti saya dilemparin sendal karena gak nyambung jreng.buakakak

sebentar seneng sebentar sedih sebentar marah-marah seberntar ketawa ngakak :/ *weird*

i don't know why....
you say good bye *bleh iki malah nyanyi*

ya intinya hidup saya ran to the dom alias random.

Jumat, 15 Agustus 2014

Aku, Serenada [part 2]

Aku serenada part 2
Akhirnya aku masuk ke dalam mobil Pak Alex, nama lengkapnya Rafael Alexander. Pak Alex ini adalah kepala EO-ku yang baru yang merupakan saudara dari sahabatku, Yoga Al-farezi. Yoga adalah sahabatku dari SMA dan dia adalah satu-satunya orang yang tahu tentang hubungan gelapku dengan Adrian. Gara-gara Yoga tak sengaja melihat Adrian kencan dengan Irene di Singapura saat usia pacaranku dengan Adrian memasuki tahun ke dua, awalnya Yoga tak menerima semua alasanku tapi karena dia adalah sahabat yang baik akhirnya dia mau menerima hubunganku dengan Adrian walau dia tak pernah akur bila bertemu dengan Adrian.
“kau bodoh atau apa? Jelas-jelas aku melihatnya selingkuh dengan wanita lain di Orchard Road kemarin”
“aku selingkuhannya, Ga. Jadi wanita yang kau lihat kemarin adalah Irene, pacar asli Adrian. Mereka sudah pacaran lama sekali.”
“ck, sebegitu tak lakunya kah kau sampai kau mau menjadi selingkuhan dari Adrian itu.”
“entahlah”
“aku sayang padamu, Nada. Kau sudah kuanggap seperti adikku sendiri, aku tak mau kau sakit” katanya sambil memelukku.
“aku tak apa”
“kau bohong, tentu saja hatimu sakit bodoh”
Wanita mana yang tak sakit hatinya ketika harus berbagi cintanya dengan wanita lainnya
Wanita mana yang tak hancur hatinya melihat sang pangeran pujaan hati bercinta dengan wanita lain didepan matanya
Wanita mana yang tak merana ketika mengetahui kalau dirinya bukan yang utama
                                                                                       ***
“kita sudah sampai nona” kata Pak Alex sambil menepuk bahuku.
“oh maaf pak, saya melamun. Terima kasih” kataku sambil melepas seat-belt.
“tidak apa-apa princess”
“terimakasih tumpangannya pak”
“santai saja princess, bolehkan aku memanggilmu princess? Seperti ketika Yoga memanggilmu”
“Nada saja pak” kataku tak enak.
“kenapa? Atau kalau kamu aku panggil Queen? ” katanya sambil tertawa renyah.
“haha Nada saja pak, sudah cukup”
“baiklah Nada, tapi panggil saja aku Alex jika diluar kantor”
“iya pak eh Alex”
“besok aku jemput ya kita ada meeting di lokasi event”
“baik pak, sampai besok pak”
“ Alex saja Queen”
“okey Alex, bye”
“bye Queen”
                                                                                       ***
Akupun memasuki lift menuju lantai 30, lantai dimana apartmentku berada. Aku sudah menempati apartment itu dari awal kuliah, Adrian yang memberikannya untukku ketika tahu aku tinggal bersama tanteku saat SMA Karena ya you know my parents was passed away when I was 15 years old. Adrian bilang jika ini salah satu hadiah untukku saat umurku 17tahun. Adrian jugalah yang membelikan aku sebuah city car berwarna abu-abu ketika aku lulus kuliah kemarin, selalu Adrian. Aku menyusuri koridor apartment yang sudah sepi. Ketika aku akan membuka pintu dengan card key-ku, pintu itu terayun, ternyata Adrian yang membukakannya.
“kau pulang diantar siapa?” selidiknya.ck, sudah ku bilangkan kalau dia posesif.
“kau mengagetkanku” kataku sambil ngeloyor menuju pantry mengambil segelas air putih dan meminumnya.
“tumben sudah pulang? Katanya ada kencan dengan Irene?” tanyaku.
“sudah pulang, aku sedang tidak mood” katanya.
“kau pulang dengan siapa? Atau Yoga ganti parfum?” katanya sambil mengendeus.
“kau jauh-jauh aku belum mandi” kataku sambil menjauhkan kepalanya dari pundakku.
“kau pulang dengan siapa?”
“ Alex, Rafael Alexander. Atasanku sekaligus saudara dari Yoga” kataku sambil naik keatas.
Akupun mandi, memilih berendam di bath-up dengan air hangat karena penat seharian rapat mengenai event yang besok akan dilaksanakan di Bogor. Aku lelah, lelah dengan nasib hidup yang terombang-ambing seperti ini. Sepertinya aku butuh liburan lebih awal, nggomong-ngomong masalah liburan aku dan Adrian selalu menyempatkan pergi bersama ke luar negeri atau daerah pedalaman di Indonesia selama seminggu atau sepuluh hari, semua itu aku lakukan karena kita bukan pasangan normal pada umumnya, jika berpergian berdua di Jakarta terlalu banyak resiko terlihat oleh banyak orang.
Aku sedang berfikir bagaimana rasanya jadi Irene jika ia tahu kalau Adrian berselingkuh darinya, berselingkuh denganku yang notabene hanya seujungkuku-nya, aku tak ada apa-apanya dibandingkan Irene. Cepat atau lambat semua harus di akhiri, ya diakhiri. Akupun keluar dari bath-up dan berganti pakaian dengan kemeja kebesaran milik Adrian, karena hanya itu yang tergantung di gantungan baju di kamar mandi.
“kamu ini kebiasaan lupa bawa baju ganti, nih piyamamu”
“piyama baru? Kembaran? Kapan beli?”
“tadi, pas jalan-jalan sama Irene, aku lihat dan langsung inget kamu” katanya sambil tersenyum.
“Adrian, aku mau bicara sesuatu” kataku setelah berganti dengan piyama motif LV berwarna coklat.
“apa sayang?”
“kita harus akhiri semua ini” kataku datar.
“maksudnya?”
“kita harus terbiasa …… kita harus berpisah”
“kamu kenapa sih? Kamu selingkuh ya? Ada yang lain?”
                                                                                       ***

Bagaimana hubungan mereka berdua pada akhirnya? Ada yang bisa nebak?

Aku, Serenada [part 1]

Aku, serenada
Bagaimana pikiranmu mengenai seseorang yang menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan ? marahkah? Jijikkah? Atau malah mengasihi orang tersebut?. Inilah aku Serenada sang orang ketiga, ini ceritaku tentang diriku, dia dan dirinya. Entah bagaimana bisa dan bagaimana semuanya terjadi mengapa aku bisa menjadi orang ketiga diantara mereka berdua, seharusnya aku tahu diri seharusnya aku menjauh tapi aku tak bisa, aku sudah terlalu terbiasa bersamanya walau hanya dalam baying-bayang antara dia dan dirinya.
Suatu pagi,
Aku terbangun dengan dia disampingku tidur dengan damainya, matanya alisnya rambutnya semuanya aku suka. 5 menit kemudian dia terbangun dari tidurnya.
“kau sudah bangun?” tanyanya lembut sambil mengusap pipiku.
“sudah sayang” jawabku sambil tersenyum.
“jam berapa ini?”
“masih jam 6 sayang, biar aku masakkan sesuatu untukmu sebentar”
Aku turun kebawah, aku tinggal sendiri disebuah apartemen di tengah kota. Dia selalu meluangkan waktunya untuk menginap ditempatku ketimbang dia tidur di apartemennya sendiri. Kalau ditanya kenapa dia betah bersamaku dia hanya menjawab karena dia nyaman denganku dan aku menerima jawaban simpelnya. Hampir 5 tahun aku bersamanya semenjak aku SMA dan sekarang aku telah bekerja di sebuah event organizer milik salah satu teman kuliahku. 5 tahun bukan waktu yang singkat bukan untuk menjalin sebuah hubungan gelap, awalnya aku menjalani hubungan ini dengan biasa saja seperti air mengalir namun ketika dia sendiri yang memintaku untuk selalu bersamanya akupun mengiyakan permintaannya walau aku tahu aku bukan yang utama.
“kenapa melamun? Nasi gorengnya udah mateng tuh” katanya sambil memelukku dari belakang.
“ya ampun ini mah gosong” kataku panic.
“hahaha makanya kalau lagi masak jangan ngelamun” katanya sambil mencium pipiku.
“Adrian, sudah kubilang aku tak suka dicium kalau kau belum mandi” kataku sambil berteriak karena dia kabur ke atas.
“ini aku mau mandi Nada kau bawel sekali”
“kau ini ! makan saja diluar, masakanku gagal”
Tidak ada jawaban, spertinya dia sedang mandi. Akhirnya aku menyiapkan pakaian untuknya. Masih ingat dia lebih sering menginap diapatemenku ketimbang di apartemennya sendiri? Jadi mau tak mau banyak pakaiannya yang ditaruh dilemariku sampai aku harus membeli lemari pakaian lagi karena lemari pakaianku yang dijajah olehnya.
“nanti sore aku ada dinner sama Irene, kau baik-baik disini ya” katanya.
Irene adalah tunangannya mereka bersama sudah 7 tahun, aku sudah terbiasa harus berbagi Adrian dengan Irene walau Irene tak tahu ada aku diantara mereka.
“iya” jawabku singkat.
“kau jangan nakal, jangan menonton tv sampai larut, jangan makan tengah malam nanti gendut”
“aku bukan anak kecil lagi Adrian aku sudah 21 tahun”
“iya iya aku tahu”
“oya, aku hari ini juga ada rapat EO kayanya sih sampai malam”
“jangan lirak-lirik cowok lain, jangan suka tebar pesona” katanya dengan muka serius.
“kau ini cemburuan sekali”
“jam berapa ke kantor? Biar aku antar”
“jam 2 siang, ngga usah aku bisa berangkat sendiri”
“aku memaksa” jawabnya ketus.
Sifat buruknya adalah cemburuan, posesif, nggak bisa dibantah, dan tukang ngambek. Serius deh keliatannya doang dia cool almost perfect tapi sifat buruknya bleh sekali, entahlah dia hanya menunjukkan sifat buruknya pada diriku bukan pada Irene yang notabene adalah tunangannya. ck sial, aku harus mengingat bahwa Irene adalah pemeran utama di drama ini. Irene adalah malaikat di dunia nyata dia hampir sempurna, parasnya, sifatnya, dan nasibnya yang amat sangat bagus. Aku iri padanya dia cantik, terlahir dari keluarga terhormat,salah satu mahasiswi lulusan terbaik dari universitas terkenal di Inggris, dan sekarang dia bekerja sebagai salah satu desainer terkenal di Jakarta.
“kenapa akhir-akhir ini kau hobi melamun?” tanyanya.
“sampai kapan kita seperti ini, drian?”
“seperti ini bagaimana?”
“kau tahu Andrian apa maksudku, aku tak bisa seperti ini terus bersembunyi diantara bayang-bayang orang lain”
“kau tahu Nada semua sangat sulit untukku, aku….. aku mencintaimu”
“dan… irene” tambahku
“aku berangkat dulu nanti jam 2 aku kemari untuk menjemputmu”
***

Pukul 14.00
“aku pulang naik taksi ya gak perlu jemput atau nyuruh pak Adang buat jemput aku” kataku cepat.
“siap tuan puteri, jangan nakal”
“bye” kataku sambil berlari menjauh.
Adrian memang lebay kalau dia tidak menjemputku pasti dia menyuruh pak Adang supir keluarganya untuk menjemputku., makanya aku lebih suka menyetir mobilku sendiri karena aku bebas kemana saja selepas pulang kerja.
***
Pukul  23.20
“kau pulang dengan siapa ?”
“oh pak Alex aku sedang eh saya sedang menunggu taxi tadi saya sudah telfon”
“biar aku antar, kau tinggal di apartement Diamond Tower kan?”
“iya pak”
“ayo masuk”
***

Balada Baju beli di online shop


Postingan ini sama sekali bukan menjelek-jelekkan atau mengajak orang untuk tidak beli baju secara online. Potingan ini murni pandangan penulis tentang pengalamannya berbelanja baju online.
Entah kenapa berbelanja baju online di toko bebas (penjualnya perorangan) sudah tidak aman lagi harus pintar-pintar memilih dan memilah dengan cermat jika ingin berbelanja, saya sudah sering sekali berbelanja online dari SMA kelas satu tapi akhir-akhir ini saya sering dikecewakan sama online shop. Mulai dari bahannya yang euhhh banget, kekecilan, dan barang yang jauh dari ekspektasi. Saya tahu kalau baju ngga bakal mirip 100% sama foto tapi kalau ini mah melenceng jauh cyin.
Dan banyak sekali baju ala korea bertebaran tapi pas sampe malah nggak banget. Yang bikin saya makin gondok itu sama ukuran baju sekarang, mereka itu matok ukuran baju pake model manusia sehat atau bukan sih, saya sih sadar badan yang gak slim tapi HELLO saya gak gendut banget berat badan saya 50kg tinggi saya 160cm baju yang katanya L besar berbahan tebal pas sampe ditanagan saya bisa bikin say angelus dada sambil bilang sabar sabar sabar, bahannya tipisnya amit-amit ketatnya lebih amit-amit :/ aghjtyya%*#$# banget ! saya juga lumayan sering mupeng beli baju yang satu set gitu atau gamis tapi pas sampe saya Cuma melongo bahannya tipis dan lagi-lagi ketat sedangnya saya mau pakai itu sama kerudung kalau saya maksa pakai itu nanti dituduh jilboobs nah lho jadi yang salah baju jaman sekarang atau saya yang semok? :/ nyari baju plus size yang bagus juga susah yang geday-geday ukurannya modelnya gak bangets kaka *deuh mendadak alay*
Kenapa saya sering belanja online? Soalnya saya manusia yang gak terlalu suka ngehedon di mall lagian kalau awalnya mau beli baju ujungnya malah beli yang lain.muehehe dasar wanita.
Kalau ditanya saya kapok gak belanja baju secara online? Enggak, tapi saya akan lebih teliti pas mau beli atau agar lebih mudahnya membeli di web store terpercaya atau beli langsung di toko baju :p
Kalau pengalaman kamu belanja online gimana?


Cheers dien chan :*

Selasa, 13 November 2012

Ketika Wajah Menipu Umur

Hallo semua postingan aku kali ini sam sekali gak menyangkut tentang review ataupun sebagainya sebenernya post ini adalah berisi unek-unek saya semata.silakan yang tidak berkenan tau kan tombol exit dimana?

jadi kalian pernah ngeliat atau merasa kalo terkadang wajah itu bisa menipu umur entah terkesan lebih muda ataupun sebaliknya.kalo kebanyakan kaum chinese pasti wajahnya terlihat lebih muda dari umurnya dan kalau saya errrr sebaliknya entah apa salah saya atau mungkin ini nasib saya tetapi beginilah nasib saya.ketika masih smp dikira udah sma ketika sma dikira udah kuliah dan ketika kuliah *saya beru semester satu dan fresh from the oven tanpa acara mandeg setahun* dikira udah kerja atau minimal berhenti setahun gak langsung kuliah gitu padahal umur saya masih 17th lho teman teman *bulan depan baru 18th.hehe* kadang sebel,bete,malu,dan lainnya

kadang aku iri sama kakak-kakak saya yang wajahnya menipu umur lebih muda daripada umur aslinya.kalo pas jalan berdua sama kakak perempuan saya sebagian orang mengira saya temannya ataupun siapalah bukan adiknya mungkin karna kakak saya emmm lebih cantik dan berbeda sekali dengan saya,kalau kakak saya yang satu lagi yang cowok itu malah dikira adik saya *iki jane piye toh?* entah karna faktor wajah atau postur tubuh entahlah hanya Allah yang tau.

kalo ditanya what do you feel? rasanya pengen nangis bener deh atau minimal ngebalikin orang yang ngomong tadi terus saya taroh di baskom.karena pada dasarnya aku ini orangnya gak tahan sama omongan orang lain jadi gak bisa kena omong yang gak enak.kesentil dikit bisa masuk hati dalem banget.mungkin faktor inilah yang sekarang membuat aku lumayan tertutup sama oranglain terutama teman kuliahku,tiap pulang kuliah gak ada kelas lagi pasti aku lebih memilih untuk pulang atau menjauh dari kerumunan.sebenernya untuk masalah ini banyak faktornya sih.

sekian ah lanjut nanti

 terimakasih


cheers dien chan