Aku serenada part 2
Akhirnya aku masuk ke dalam mobil Pak Alex, nama lengkapnya
Rafael Alexander. Pak Alex ini adalah kepala EO-ku yang baru yang merupakan
saudara dari sahabatku, Yoga Al-farezi. Yoga adalah sahabatku dari SMA dan dia
adalah satu-satunya orang yang tahu tentang hubungan gelapku dengan Adrian.
Gara-gara Yoga tak sengaja melihat Adrian kencan dengan Irene di Singapura saat
usia pacaranku dengan Adrian memasuki tahun ke dua, awalnya Yoga tak menerima
semua alasanku tapi karena dia adalah sahabat yang baik akhirnya dia mau
menerima hubunganku dengan Adrian walau dia tak pernah akur bila bertemu dengan
Adrian.
“kau bodoh atau apa? Jelas-jelas aku melihatnya selingkuh
dengan wanita lain di Orchard Road kemarin”
“aku selingkuhannya, Ga. Jadi wanita yang kau lihat kemarin
adalah Irene, pacar asli Adrian. Mereka sudah pacaran lama sekali.”
“ck, sebegitu tak lakunya kah kau sampai kau mau menjadi
selingkuhan dari Adrian itu.”
“entahlah”
“aku sayang padamu, Nada. Kau sudah kuanggap seperti adikku
sendiri, aku tak mau kau sakit” katanya sambil memelukku.
“aku tak apa”
“kau bohong, tentu saja hatimu sakit bodoh”
Wanita mana yang tak
sakit hatinya ketika harus berbagi cintanya dengan wanita lainnya
Wanita mana yang tak
hancur hatinya melihat sang pangeran pujaan hati bercinta dengan wanita lain
didepan matanya
Wanita mana yang tak
merana ketika mengetahui kalau dirinya bukan yang utama
***
“kita sudah sampai nona” kata Pak Alex sambil menepuk
bahuku.
“oh maaf pak, saya melamun. Terima kasih” kataku sambil
melepas seat-belt.
“tidak apa-apa princess”
“terimakasih tumpangannya pak”
“santai saja princess, bolehkan aku memanggilmu princess?
Seperti ketika Yoga memanggilmu”
“Nada saja pak” kataku tak enak.
“kenapa? Atau kalau kamu aku panggil Queen? ” katanya sambil
tertawa renyah.
“haha Nada saja pak, sudah cukup”
“baiklah Nada, tapi panggil saja aku Alex jika diluar
kantor”
“iya pak eh Alex”
“besok aku jemput ya kita ada meeting di lokasi event”
“baik pak, sampai besok pak”
“baik pak, sampai besok pak”
“ Alex saja Queen”
“okey Alex, bye”
“bye Queen”
***
Akupun memasuki lift menuju lantai 30, lantai dimana
apartmentku berada. Aku sudah menempati apartment itu dari awal kuliah, Adrian
yang memberikannya untukku ketika tahu aku tinggal bersama tanteku saat SMA
Karena ya you know my parents was passed away when I was 15 years old. Adrian
bilang jika ini salah satu hadiah untukku saat umurku 17tahun. Adrian jugalah
yang membelikan aku sebuah city car berwarna abu-abu ketika aku lulus kuliah
kemarin, selalu Adrian. Aku menyusuri koridor apartment yang sudah sepi. Ketika
aku akan membuka pintu dengan card key-ku, pintu itu terayun, ternyata Adrian
yang membukakannya.
“kau pulang diantar siapa?” selidiknya.ck, sudah ku
bilangkan kalau dia posesif.
“kau mengagetkanku” kataku sambil ngeloyor menuju pantry
mengambil segelas air putih dan meminumnya.
“tumben sudah pulang? Katanya ada kencan dengan Irene?”
tanyaku.
“sudah pulang, aku sedang tidak mood” katanya.
“kau pulang dengan siapa? Atau Yoga ganti parfum?” katanya
sambil mengendeus.
“kau jauh-jauh aku belum mandi” kataku sambil menjauhkan
kepalanya dari pundakku.
“kau pulang dengan siapa?”
“ Alex, Rafael Alexander. Atasanku sekaligus saudara dari
Yoga” kataku sambil naik keatas.
Akupun mandi, memilih berendam di bath-up dengan air hangat
karena penat seharian rapat mengenai event yang besok akan dilaksanakan di
Bogor. Aku lelah, lelah dengan nasib hidup yang terombang-ambing seperti ini.
Sepertinya aku butuh liburan lebih awal, nggomong-ngomong masalah liburan aku
dan Adrian selalu menyempatkan pergi bersama ke luar negeri atau daerah
pedalaman di Indonesia selama seminggu atau sepuluh hari, semua itu aku lakukan
karena kita bukan pasangan normal pada umumnya, jika berpergian berdua di
Jakarta terlalu banyak resiko terlihat oleh banyak orang.
Aku sedang berfikir bagaimana rasanya jadi Irene jika ia
tahu kalau Adrian berselingkuh darinya, berselingkuh denganku yang notabene
hanya seujungkuku-nya, aku tak ada apa-apanya dibandingkan Irene. Cepat atau
lambat semua harus di akhiri, ya diakhiri. Akupun keluar dari bath-up dan
berganti pakaian dengan kemeja kebesaran milik Adrian, karena hanya itu yang
tergantung di gantungan baju di kamar mandi.
“kamu ini kebiasaan lupa bawa baju ganti, nih piyamamu”
“piyama baru? Kembaran? Kapan beli?”
“tadi, pas jalan-jalan sama Irene, aku lihat dan langsung
inget kamu” katanya sambil tersenyum.
“Adrian, aku mau bicara sesuatu” kataku setelah berganti
dengan piyama motif LV berwarna coklat.
“apa sayang?”
“kita harus akhiri semua ini” kataku datar.
“maksudnya?”
“kita harus terbiasa …… kita harus berpisah”
“kamu kenapa sih? Kamu selingkuh ya? Ada yang lain?”
***
Bagaimana hubungan mereka berdua pada akhirnya? Ada yang
bisa nebak?
Lanjutannya manaa?
BalasHapus